(Oleh : Poloria Sitorus)
Pendahuluan
:
Terlebih dahulu, penulis ingin
memaparkan dan menjelaskan beberapa pengertian yang perlu kita pahami secara
mendasar karena akan sangat membantu proses pemahaman kita untuk selanjutnya
mengkaji bagaimana sesungguhnya “Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman”.
Cuaca
adalah keadaan suhu rata-rata udara pada suatu daerah/wilayah yang relatif
sempit dan dapat berubah-ubah dalam jangka waktu yang sangat singkat, antara 1
hingga 24 jam. Sedangkan defenisi Iklim adalah kondisi atau keadaan rata-rata
cuaca dalam cakupan wilayah yang relatif luas dan perubahannya dalam jangka
waktu yang lama, yaitu berkisar antara 11 tahun hingga 30 tahun.
Klimatologi dan Meteorologi sangat erat hubungannya, bahkan
kadang-kadang dianggap sama, dimana Meteorologi atau Cuaca menekankan pada
proses-proses fisika yang terjadi di atmosfer, seperti : hujan, radiasi
matahari, suhu, kelembaban udara, tekanan udara, angin, dan keawanan, sedangkan
sifat Iklim dinyatakan sebagai keadaan rata-rata Cuaca dalam jangka waktu yang
lama.
Adanya perbedaan Iklim di suatu
daerah yang satu dengan daerah yang lainnya itu disebabkan oleh adanya
faktor-faktor pengendali Iklim, yang terdiri dari ; ketinggian tempat, garis
lintang, perbedaan tekanan, arus-arus laut, dan topografi. Pengaruh antara
faktor-faktor pengendali Iklim tersebut akan diperlihatkan oleh unsur-unsur
Iklim dan sebaliknya unsur-unsur Iklim itu juga akan mempengaruhi faktor-faktor
pengendali Iklim. Jika hubungan timbal balik ini masih berada pada batasan yang
sesuai dengan masing-masing polanya, maka akan cenderung stabil. Namun ada
kemungkinan terjadi penyimpangan-penyimpangan yang kerapkali menimbulkan
masalah dan bencana, baik bagi tumbuhan, hewan dan manusia. Seperti halnya
penyimpangan yang mengakibatkan terjadinya banjir oleh curah hujan yang terus-menerus,
musim kemarau yang berkepanjangan dan perubahan suhu yang lebih panas.
Maka untuk itu, dalam artikel ini
penulis mengajak kita semua untuk meyadari betapa pentingnya kita mempelajari
dan memahami Ilmu Iklim dengan baik, karena sangat erat hubungannya dengan
mahluk hidup dan proses kehidupan di muka bumi ini.
Pengaruh Iklim Terhadap
Tanah
Kita ketahui bahwa tanah adalah
unsur utama yang merupakan medium bagi tumbu-tumbuhan untuk dapat tumbuh dan
berkembang dimana tumbuhan terssebut merupakan produsen yang dapat memproduksi
makanannya sendiri dan menyediakan cadangan makan bagi mahluk hidup lainnya
(manusia dan hewan). Maka sangat penting kita perhatikan bagaimana pengelolaan
tanah pertanian untuk menghasilkan produktivitas tanaman yang baik, khususnya
dalam bidang pertanian, karena tanah sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur Iklim,
seperti ; curah hujan, suhu, kelembaban udara. Menurut penulis ada dua (2) tipe
tanah berdasarkan faktor yang mempengaruhi pembentukannya, yaitu :
1)
Climate
Soil type Þ pembentukan tanah yang disebabkan
pengaruh curah hujan dan temperatur/suhu. Jika faktor curah hujan sedikit, maka
pertumbuhan tanaman kurang baik karena mempengaruhi kurangnya pembentukan
zat-zat organik dalam tanah. Jika curah hujan banyak, maka akan sangat baik untuk
pertumbuhan tanaman karena hal ini mempegaruhi pembentukan unsur-unsur hara
dalam tanah oleh mikroorganisme-mikroorganisme dan mempercepat proses pelapukan
oleh decomposer (pengurai). Sedangkan jika hujan berlebihan, maka akan
terbentuk humus yang berlebihan yang mengacu pada pembentukan gambut sehingga
tidak baik untuk tumbuhnya tanaman.
2)
Aclimate
Soil type Þ pembentukan tanah oleh faktor
batuan. Ada dua kemungkinan dalam proses pembentukan humus dan unsur-unsur hara
pada daerah dengan curah hujan yang tinggi. Jika humus dan unsur-unsur tidak
dihanyutkan oleh air ke daerah yang lebih rendah, maka unsur-unsur hara
tersebut akan meresap ke dalam tanah dan ditangkap oleh akar-akar tanaman. Akan
tetapi jika bahan-bahan mineral yang lemas seperti N2 (nitrogen) terhanyutkan
oleh derasnya aliran air permukaan yang selanjutnya diendapkan di dasar sungai
atau hanyut ke laut akan menyebabkan tanah kekurangan unsur-unsur hara esensial untuk pertumbuhan tanaman. Dari
uraian di atas, disimpulkan bahwa faktor curah hujan bermanfaat bagi
pembentukan tanah dan juga dapat merugikan jika berlebihan.
Pengaruh Iklim Terhadap
Tanaman
Pertumbuhan tanaman juga sangat
dipengaruhi oleh keadaan iklim, dan perbedaan iklim serta faktor-faktor
pembentuk iklim tersebut. Ada beberapa tanaman yang hanya bisa tumbuh di daerah
tropis, atau hanya bisa tumbuh di daerah subtropis. Namun dengan adanya usaha
pendekatan iklim, maka tanaman dari daerah subtropis dapat tumbuh dengan baik
di daerah tropis (keadaannya memang masih terbatas).
Sebelum dilaksanakan pembangunan
dan pengembangan pertanian, Indonesia mengalami berbagai kesulitan untuk
memelihara tanaman-tanaman murni sehingga menyebabkan Indonesia dalam
penyediaan pangan sangat tergantung kepada negara pertanian lainnya. Namun
setelah adanya pembangunan pertanian serta pendekatannya terhadap unsur-unsur
iklim yang mempengaruhinya, pola pertanian Indonesia semakin membaik. Sistem
pertanian, seperti bercocok tanam, pengelolaan tanah, pembukaan tanah
pertanian, pemilihan bibit unggul serta pemberantasan hama dan penyakit
tanaman, sangat memperhatikan pengaruh iklim sudah sangat diperhatikan,
sehingga hal ini meningkatkan produktivitas pertanian.
Tanaman di daerah tropis dikatakan
cenderung kurang mengandung zat N2 (nitrogen), sehingga untuk
kesehatan yang dinamis bagi masyarakat Indonesia dibutuhkan tanaman/tumbuhan
dari daerah beriklim lain.
Beras, jagung, ubi kayu, ubi
rambat, tebu, tumbuh dengan baik di daerah tropis dan kaya akan hidrat namun
relatif miskin akan protein. Dalam hal ini iklim ternyata menguntungkan
Indonesia yang beriklim tropis, karena justru adanya kekurangan protein dalam
bahan pangan, air yang melimpah telah memadukan pola pertanian dengan pola
perikanan darat, sehingga kekurangan protein dapat diimbangi.
Pengaruh Iklim Terhadap
Hama dan Penyakit Tanaman
Pengelolaan pertanian pada masa
lampau dalam sistem bercocok tanam yang masih sangat sederhana, penggunaan
pupuk dan obat-obatan kurang diperhatikan, tidak mengenal adanya pemilihan
bibit-bibit unggul serta sistem penanaman yang monokultur, penyakit/hama
tanaman yang telah ada atau terbawa dari bibit yang tidak terselektif, atau
timbul akibat pengaruh iklim, seperi angin, hujan, udara dan cuaca, seperti
halnya keadaan panas dan lembab yang memungkinkan perkembangan hama/penyakit
tanaman berkembang dengan sangat pesat dapat menimbulkan kerusakan hingga
kegagalan panen, bahkan mematikan tanaman.
Maka untuk itu penulis sangat
menekankan perlunya diadakan pendekatan-pendekatan terhadap iklim seperti telah
dipaparkan pada bahasan diatas untuk mengurangi kemungkinan terburuk yang
disebabkan oleh hama/penyakit tumbuhan tersebut.
Pengenalan Berbagai
Lapisan Tanah dan Pengolahannya
Kita perlu membahas dan memahami
kondisi tanah serta berbagai jenis tanah dan sistem pengolahannya. Menurut
penulis, pengaruh iklim terhadap tanah yang mengakibatkan dampak negatif dan
merusak, dapat diperkecil dengan melakukan konservasi tanah dengan
pemberdayagunaan dan pemeliharaan tanah yang baik, agar kondisi tanah tetap
terjaga walaupun terjadi perubahan-perubahan iklim. Untuk itu perlu diketahui
terlebih dahulu tentang kondisi tanah yang akan didayagunakan, sebagai berikut
:
1)
Tanah
dinyatakan rusak, jika lapisan tanah atas (top soil dengan ketebalan ± 15 s/d 35 cm) telah terkikis oleh
arus air hujan sehingga lapisan itu menipis atau bahkan telah hilang dan
lapisan Sub-soil (lapisan dibawah top soil) masih merupakan lapisan yang tidak
subur dan masih mentah, dimana mikroorganisme-mikroorganisme dari dalam
tanahnya sudah hilang. Untuk kedua jenis tanah ini perlu dilakukan pengolahan
tanah yang baik dan benar dengan melakukan usaha pendekatan dan penyesuaian
iklim, agar kondisinya tetap bisa menjadi tanah yang produktif untuk lahan
pertanian.
2)
Tanah
dengan Land Slope (kemiringan) 5% s/d 10% hingga kemiringan 25% - 35%, memiliki
kedangkalan tanah serta gejala erosi yang tinggi, dimana lapisan top-soilnya
pernah terkikis atau hilang oleh erosi air ataupun angin. Maka untuk
mempertahankan produktifitas tanah agar dapat dipertahankan dalam jangka waktu
yang panjang, perlu dilakukan upaya perlindungan terhadap kelembaban tanah dan
mengusahakan agar saat hujan turun tidak terjadi pengikisan yang begitu besar
dengan berbagai upaya, seperti ; membenamkan sisa tanaman bekas panen (yang
mengandung pupuk hijau) ke dalam tanah, melakukan sistem penanaman dengan cara
menyilang searah kemiringan lahan, membuat larikan-larikan dimana tanaman akan
ditanam, pembuatan parit-parit yang teratur sebagai penghambat arus air jika
terjadi hujan deras. Sedangkan tanah dengan kemiringan lebih dari 40%,
sebaiknya dipelihara menjadi lahan hutan, ditanami dengan pepohonan keras dan
tanaman semak belukar untuk menjaga kesuburan tanahnya.
Mempertahankan
Kandungan Bahan Organik dalam Tanah
Tanah yang dimamfaatkan secara
terus-menerus untuk lahan pertanian serta pengaruh Iklim dapat mempercepat
kemerosotan kandungan bahan organik dari dalam tanah, maka perlu diadakan usaha
pengolahan lahan agar tetap menjaga keseimbangan bahan organik di dalam tanah
tersebut. Saat memanen sejumlah tanaman, maka saat itu pula terjadi
pengangkutan bahan organik dari dalam tanah dengan jumlah yang sangat besar,
maka sebaiknya sisa-sisa hasil panen, seperti jerami dari tanaman padi dan
sisa-sisa kotoran dari sayur-sayuran dan buah-buahan setelah dikonsumsi dikembalikan
lagi pada tanah, karena itu akan sangat membantu proses pengembalian
unsur-unsur hara dan mineral (seperti fosfor, nitrogen, dll) kedalam tanah,
yang selanjutnya akan dikonsumsi tanaman dalam proses perkembangan dan
pertumbuhannya.
Selain usaha pengembalian sisa-sisa
hasil panen ke dalam tanah, dapat juga dilakukan usaha-usaha lain seperti;
penambahan pupuk kandang secara berkala, dan menyelenggarakan sistem bercocok
tanam secara berotasi.
Unsur-Unsur Iklim Dalam
Pembukaan Lahan Pertanian
Sebelum melakukan pembukaan lahan
pertanian yang baru, perlu dilakukan beberapa penelitian untuk memungkinkan
keberhasilan produktifitas tanah yang akan didayagunakan sebagai lahan
pertanian, sebab lahan pertanian yang baru dibuka (lahan perawan) masih sangat
sensitif terhadap unsur-unsur iklim serta perubahan-perubahan iklim, seperti
erosi oleh air dan angin yang dapat menghabiskan unsur-unsur mikroorganisme
dalam tanah.
v Penelitian
Klimatologi
Menurut penulis, beberapa
penelitian yang sangat perlu dilakukan dalam hal pembukaan lahan pertanian
adalah penelitian klimatologi. Kawasan hutan misalnya, yang direncanakan akan
dibuka menjadi lahan pertanian, perlu diteliti terlebih dahulu unsur iklim yang
berpengaruh di daerah tersebut, seperti ; curah hujan, kecepatan angin, arah
tiupan angin, radiasi matahari terhadap kemiringan lahan, yang pada umumnya
akan sangat mempengaruhi kondisi kelembaban dan kesuburan tanah, pertumbuhan
tanaman serta perkembangan hama/penyakit tanaman. Maka dengan adanya penelitian
ini akan lebih mudah melakukan tehnik pengolahan lahan yang baik serta tehnik
penanam yang benar sesuai dengan keadaan iklim yang berlaku di daerah tersebut.
v Penelitian
Hidrologi
Penelitian selanjutnya yang perlu
dilakukan adalah penelitian hidrologi, yang mengkaji tentang ketersediaan air
tanah, drainase serta penyediaan saluran pengairan, sebab sistem pengairan
sangat berperan penting dalam pelaksanaan usaha tani karena air adalah unsur
terpenting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang
dibudidayakan.
Ketersediaan air dalam tanah oleh
adanya penyerapan air secara aktif (perkolasi) saat hujan turun, hanya
dimungkinkan jika air di permukaan dapat ditahan oleh akar-akar tanaman, oleh
karena itu sangat perlu diperhatikan keberadaan tanaman pepohonan yang
berfungsi untuk menjaga keseimbangan drainase dan ketersediaan air dalam tanah.
Usaha selanjutnya yang perlu
dilakukan untuk menjaga sistem pengairan yang baik, di daerah yang lebih tinggi
dari lahan pertanian tersebut dapat dibangun suatu terminal pengairan (induk
pengairan) bagi lahan-lahan pertanian di daerah sekitarnya. Terminal/Induk
pengairan dihubungkan langsung dengan saluran-saluran pembagi ke saluran
pengairan yang menuju ke lahan pertanian.
Pada pokok pembahasan yang
terakhir, penulis mengutarakan betapa pentingnya diberikan bimbingan dan
penyuluhan kepada para petani yang akan mengelola lahan pertanian yang baru
dibuka, agar dapat mengelola lahan pertanian dengan pendekatan-pendekatan iklim
seperti telah dipaparkan di atas untuk peningkatan produktifitas lahan dan
tanaman yang dibudidayakan pada lahan pertanian yang baru dibuka.
Harian ANALISA, 01 Juli 2012
*Penulis adalah mahasiswi Jurusan Pendidikan Geografi - Fakultas Ilmu Sosial - UNIMED.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar