(Oleh : Poloria Sitorus)
“Tidurlah, sudah terlalu larut!” kata
suaminya.
Jarum jam sudah tiba pada angka 00.11Wib. Perempuan itu masuk ke dalam
kamar dan menutup pintunya. Sedangkan si suami masih di ruang depan, menonton
TV, tayangan film Barat favoritnya.
Malam ini, perempuan itu memang tampak
seksi, dengan baju tidur berwarna merah muda dan tipis (agak transparan). Di
dalam kamar, si istri lalu mengambil sebuah buku dan memilih satu judul esay yang ‘sangat ingin’
dibacanya.
Tak lama si suami datang lagi,
mengetuk lalu membuka pintu meski tanpa
persetuajuan si istri. Dia menawarkan sebuah senyum “penuh arti” pada istrinya.
“Sayangku…tidurlah! Sudah terlalu
larut!” ucapnya lalu menutup pintu lagi.
“Ya ..” si istri menjawab lembut, tak
ingin berdebat lama. Si istri mengambil sebuah pena dan buku tulis. Lalu dia
menulis. “Jangan Larang Aku Menulis.” Itu saja yang dia tulisi. Dan dia terus
menulis, hingga kamar itu dipenuhi huruf-huruf ; (A-N-J-G-L-U-K-E-M-N-I-S-R). Huruf-huruf
itu tumpah di lantai kamar, mengalir ke bawah kasur, ke bawah meja belajar, ke
bawah kursi, dan ke bawah rak-rak buku, juga ke balik lemari. Mencapai langit-langit
kamar. Mendobrak ke luar dari celah-celah pintu.
“Dreekk…dreekkk…dreeekkk…”
“Apa itu?” Tanya si suami dalam
hati.
Belum sempat berpikir lebih jauh,
timbunan huruf-huruf itu meluap tumpah memburu si suami.
(@hak cipta karya)
Oleh : Poloria
Sitorus
KSI-Medan, Minggu
20 Mei 2012/00.11Wib/
nice !!!
BalasHapusseandainya.. goresan itu dapat dilantunkan, barangkali ia akan lebih memahami jiwa kita, lebih dari yang kita harapkan..
Hemmm...trims atas apresiasinya @Tuntun Siallagan (^_^)
Hapus"Hm..m", Tulisan yang singkat tapi penuh makna.
BalasHapus