(Sajak-Sajak SAPARDI DJOKO DAMONO)
Dalam Kumpulan Puisi : PERAHU KERTAS
PERAHU KERTAS
Waktu masih kanak-kanak kau membuat perahu kertas dan kau
layarkan di tepi kali; alirnya sangat tenang, dan perahumu
bergoyang menuju lautan.
“Ia akan singgah di bandar-bandar besar,” kata seorang lelaki
tua. Kau sangat gembira, pulang dengan berbagai gambar
warna-warni di kepala. Sejak itu kau pun menunggu kalau-
kalau ada kabar dari perahu yang tak pernah lepas dari rindu-
mu itu.
Akhirnya kau dengar juga pesan dari si tua itu, Nuh, katanya,
“Telah kupergunakan perahumu itu dalam sebuah banjir besar
dan kini terdampar di sebuah bukit.”
_Sapardi Djoko Damono_
TAJAM HUJANMU
tajam hujanmu
ini sudah terlanjur mencintaimu: payung terbuka yang ber-
goyang-goyang di tangan kananku, air yang menetes dari pinggir-
pinggir payung itu, aspal yang gemeletuk di bawah sepatu,
arloji yang buram berair kacanya, dua-tiga patah kata yang meng-
ganjal di tenggorokan
deras dinginmu
:
Sembilu hujanmu
_Sapardi Djoko Damono_
AKULAH SI TELAGA
akulah si telaga : berlayarlah di atasnya;
berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil yang menggerakkan
bunga-bunga padma;
berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya;
sesampai di seberang sana, tinggalkan begitu saja – perahumu
biar aku yang menjaganya
_Sapardi Djoko Damono_
AKU INGIN
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu pada api yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
de:ngan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
_Sapardi Djoko Damono_
(1989)
Posting by : Lara Anjani
Kamis, 04 Agustus 2011/23.00Wib//